" Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) "



Attention-deficit hyperactivity disorder atau ADHD, yang lebih sering dikenal dengan istilah hiperaktif adalah gangguan yang ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian. ADHD biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak, namun gejala ADHD dapat berlanjut hingga masa remaja dan dewasa. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder.
Ada 3 subtipe dari ADHD:
a) Dominan hiperaktif-impulsif: Orang dengan ADHD yang lebih dominan hiperaktif-impulsif biasanya memiliki masalah hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
b) Dominan inatentif: Orang dengan ADHD yang lebih dominan inatentif biasanya memiliki gejala tidak dapat memperhatikan dengan baik.
c) Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif: Kelompok ini memiliki gejala hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan.

Penyebab Attention-Deficit Hyperactivity Disorder

Penyebab ADHD bahwa risiko seseorang yang menderita kondisi ini dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor,yaitu :

1) Faktor keturunan
Memiliki ibu, ayah, atau saudara dengan kondisi yang sama atau gangguan mental lain.

2) Faktor Kondisi Kelahiran
Kelahiran prematur, yaitu sebelum usia kehamilan 37 minggu.

3) Faktor Struktur atau Fungsi Otak
Kelainan pada struktur atau fungsi otak, seperti ketidakseimbangan kadar neurotransmiter dalam otak atau kinerjanya yang terganggu.

4) Faktor Cidera Otak
Kerusakan otak yang terjadi dalam kandungan atau usia dini.

5) Faktor Gaya Hidup Orangtua
Ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang, mengonsumsi minuman keras, serta merokok selama masa kehamilan.

6) Faktor Lingkungan
Paparan racun dari lingkungan sekitar pada masa anak-anak, misalnya timah yang terdapat dalam cat dinding ruangan.

7) Faktor Ketidakseimbangan kimia pada otak
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.

8) Faktor Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif. Tentu dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.

 Gejala yang terlihat pada sesorang yang mengalami ADHD

Gejala-gejala umum dari ADHD pada anak-anak adalah:
Orang dengan ADHD sering merasa:
1. Inattention atau bermasalah pada perhatian
2. Mudah terdistraksi
3. Pelupa
4. Tidak menghiraukan dan tidak memperhatikan lawan bicara
5. Tidak mengikuti petunjuk, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sekolah atau tugas, kehilangan fokus dan mudah teralihkan
6. Memiliki masalah dengan keteraturan
7. Tidak suka dan menghindari tugas yang memerlukan perhatian mental yang panjang, seperti PR.
8. Hiperaktif,
9. Tampak selalu bersemangat
10. Berbicara berlebihan
11. Memiliki kesulitan dalam menunggu giliran
12. Menggeliat di tempat duduknya, menghentakkan tangan atau kaki, gelisah
13. Berusaha bangun dari tempat duduk saat diharuskan untuk tetap duduk
14. Berlarian atau memanjat di situasi yang tidak sesuai
15. Tidak dapat bermain dengan tenang atau mengikuti aktivitas bersantai
16. Memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai
17. Sering mengganggu orang lain
18. Impulsif dan sering berperilaku yang berisiko tanpa memikirkan konsekuensinya.
19. Kesulitan untuk menunggu giliran
20. Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan
21. Sering menginterupsi orang lain

Gejala ADHD pada Dewasa, berikut ini adalah gejala ADHD pada orang dewasa yang harus Anda tahu, diantaranya:

- Sering tidak tepat waktu
ADHD pada orang dewasa mengikuti pola yang sedikit berbeda dari pada anak-anak. ADHD pada dewasa mungkin dapat dicirikan apabila seseorang memiliki kebiasaan datang terlambat untuk bekerja hingga terlambat pada peristiwa penting. Meski begitu, orang dewasa menyadari bahwa keterlambatannya merusak tujuan.

- Sulit fokus
Salah satu tanda orang dewasa yang ADHD adalah kesulitan menjaga fokus pada tugas yang dilimpahkan. Sebuah studi menunjukkan, bahwa orang dengan ADHD lebih cenderung suka mengebut dan lebih sering kecelakaan.

- Mudah terpengaruh
Orang dewasa dengan ADHD memiliki kesulitan untuk memprioritaskan, memulai, dan menyelesaikan tugasnya. Mereka cenderung tidak teratur, gelisah, dan mudah terganggu. Ketidakmampuan untuk tetap fokus dan menindaklanjuti tugas dapat membawa dampak buruk pada karir dan hubungan dengan orang-orang di sekitar.

- Mudah marah
Orang dewasa dengan ADHD mungkin memiliki masalah dengan kontrol diri. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan seseorang sulit untuk mengendalikan amarah, perilaku impulsif, dan sering berkata kasar.

-Hiperfokus
Beberapa orang dewasa dengan ADHD bisa terlalu fokus pada hal-hal yang mereka sukai saja. Orang dengan ADHD cenderung menunda tugas yang membosankan dan lebih mendukung kegiatan yang menyenangkan.

Alternatif Penanggulangan

Kombinasi obat dan terapi umumnya merupakan langkah terbaik untuk menangani ADHD. Dibutuhkan komitmen waktu, emosi, serta finansial yang tidak sedikit untuk menemukan kombinasi metode penanganan ADHD.
5 jenis obat yang umumnya digunakan, yaitu :
- Methylphenidate
- Dexamfetamine
- Lisdexamfetamine
- Atomoxetine
- Guanfacine 
Dengan mengonsumsinya, obat-obat ini akan membuat penderita menjadi lebih tenang dan menurunkan sikap impulsif sehingga penderita bisa lebih fokus. Methylphenidate, dexamfetamine, dan lisdexamfetamine termasuk dalam golongan obat stimulan. Obat-obatan ini akan memicu peningkatan aktivitas otak, terutama pada bagian yang mengendalikan kemampuan konsentrasi dan perilaku. Methylphenidate umumnya diberikan pada remaja dan anak-anak di atas 6 tahun. Atomoxetine obat ini termasuk jenis selective noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI). SNRI akan meningkatkan kadar senyawa noradrenalin dalam otak sehingga dapat membantu daya konsentrasi dan mengendalikan impuls.
Pasien yang sudah menjalani langkah penanganan sebaiknya memeriksakan diri secara rutin ke dokter sampai gejala-gejala ADHD berkurang secara signifikan.

Di samping obat, penanganan ADHD dapat dilengkapi dengan terapi. Metode ini juga berguna untuk menangani gangguan-gangguan lain yang mungkin menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis terapi yang bisa menjadi pilihan meliputi:
I. Terapi perilaku kognitif atau CBT (cognitive behavioural therapy). Terapi ini akan membantu penderita ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu.
II. Terapi psikologi. Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD dan mencari cara untuk mengatasi gejala.
III. Pelatihan interaksi sosial. Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.
Orang-orang yang dekat dengan penderita ADHD seperti orang tua, saudara, serta guru juga membutuhkan pengetahuan serta bantuan agar dapat membimbing para penderita.

IV. Terapi perilaku. Dalam terapi ini, orang tua serta perawat penderita ADHD akan dilatih untuk menyusun strategi guna membantu si penderita dalam berperilaku sehari-hari dan mengatasi situasi yang sulit. Misalnya dengan menerapkan sistem pujian untuk menyemangati pasien.
V. Program pelatihan dan pengajaran untuk orang tua. Selain membantu orang tua untuk lebih memahami perilaku penderita ADHD, langkah ini dapat memberikan gambaran tentang bimbingan spesifik yang dibutuhkan penderita.




Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/adhd/penanganan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Upacara Adat Minangkabau "

" Tarian Nusantara "

DAMPAK KEBUDAYAAN ASING TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT